Helicobacter Pylori dan Penanganannya
Definisi Helicobacter Pylori
Helicobacter pylori (H. pylori) adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis)
pada manusia. Bakteri ini juga adalah penyebab yang paling umum dari
borok-borok (ulcers) diseluruh dunia. Infeksi H. pylori kemungkinan
besar didapat dengan memakan makanan dan air yang tercemar
(terkontaminasi) dan melalui kontak orang ke orang. Di Amerika, 30% dari
populasi orang dewasa terinfeksi. 50% dari orang-orang yang terinfeksi
adalah terinfeksi pada umur 60 tahun. Infeksi lebih umum pada
kondisi-kondisi hidup yang penuh sesak dengan sanitasi yang jelek. Pada
negara-negara dengan sanitasi yang jelek, 90% dari populasi dewasa dapat
terinfeksi. Individu-individu yang terinfeksi biasanya membawa infeksi
terus menerus (tak terbatas) hingga mereka dirawat dengan obat-obat
untuk membasmi bakteri. Satu dari setiap tujuh pasien dengan infeksi H.
pylori akan mengembangkan borok-borok duodenum (usus dua belas jari)
atau lambung. H. pylori juga berhubungan dengan kanker perut dan suatu
tipe yang jarang dari tumor lymphocytic dari perut yang disebut MALT lymphoma.
Mendiagnosis Infeksi Helicobacter Pylori
Tes-tes yang akurat dan mudah untuk mendeteksi infeksi H. pylori
tersedia. Mereka termasuk tes-tes darah antibodi, tes-tes napas urea,
tes-tes antigen tinja , dan biopsi-biopsi endoskopi.
Tes-tes darah untuk kehadiran antibodi-antibodi dari H. pylori dapat
dilaksanakan secara mudah dan cepat. Bagaimanapun, antibodi-antibodi
darah dapat bertahan bertahun-tahun setelah pembasmian H. pylori dengan
antibiotik-antibiotik. Oleh karenanya, tes-tes antibodi darah mungkin
baik untuk mendiagnosis infeksi, namun mereka tidak baik untuk
menentukan apakah antibiotik-antibiotik telah membasmi secara sukses
bakteri-bakterinya.
Tes napas urea [urea breath test (UBT)] adalah suatu tes yang aman,
mudah dan akurat untuk kehadiran dari H. pylori didalam perut/lambung.
Tes napas bersandar pada kemampuan dari H. pylori mengurai kimia yang
terjadi secara alami, urea, kedalam karbondioksida yang diserap dari
perut dan dieliminasi dari tubuh dalam napas. Sepuluh sampai 20 menit
setelah menelan sebuah kapsul yang mengandung suatu jumlah yang sangat
kecil dari urea yang beradioaktif, suatu contoh napas diambil dan
dianalisa untuk karbondioksida yang beradioaktif. Kehadiran dari
karbondioksida yang beradioaktif dalam napas (sebuah tes yang positif)
berarti bahwa ada infeksi yang aktif. Tes menjadi negatif (tidak ada
karbondioksida beradioaktif dalam napas) tidak lama sesudah pembasmian
bakteri dari perut dengan antibiotik-antibiotik. Meskipun faktanya bahwa
individu-individu yang mempunyai tes napas terpapar pada suatu jumlah
yang kecil dari radioaktif, tes napas telah dimodifikasi sehingga ia
juga dapat dilaksanakan dengan urea yang tidak beradioaktif.
Endoskopi adalah suatu tes yang akurat untuk mendiagnosis H. pylori
begitu juga peradangan dan borok-borok yang disebabkan olehnya. Untuk
endoskopi, dokter memasukkan suatu tabung peneropong yang lentur
(endoscope) melalui mulut turun ke kerongkongan (esophagus), dan kedalam
lambung dan duodenum. Sewaktu endoskopi contoh-contoh jaringan yang
kecil (biopsies) dari lapisan lambung dapat diangkat/diambil. Sebuah
contoh biopsi diletakkan diatas sebuah kaca mikroskop khusus yang
mengandung urea (contoh, CLO test slides). Jika ureanya diurai oleh H.
pylori didalam biopsi, ada suatu perubahan warna sekeliling biopsi pada
kaca mikroskop. Ini berarti ada suatu infeksi dengan H. pylori didalam
perut/lambung.
Tes yang paling akhir dikembangkan untuk H. pylori adalah suatu tes
dimana kehadiran bakteri dapat didiagnosis dengan sebuah contoh dari
feces/tinja. Tes menggunakan suatu antibodi dari H. pylori untuk
memastikan jika H. pylori hadir dalam feces/tinja. Jika ya, itu berarti
H. pylori menginfeksi perut. Seperti tes napas urea, sebagai tambahan
pada diagnosis infeksi dengan H. pylori, feces dapat digunakan untuk
menentukan apakah pembasmian telah efektif tidak lama kemudian setelah
perawatan.
Tujuan Merawat H. pylori
Infeksi kronis dengan H. pylori melemahkan pertahanan-pertahanan
alami dari lapisan perut terhadap aksi/tindakan dari asam yang mebuat
borok. Obat-obat yang menetralkan asam lambung (antacids), dan
obat-obat yang mengurangi pengeluaran asam didalam lambung (H2-blockers
dan proton pump inhibitors atau PPIs) telah digunakan secara efektif
bertahun-tahun untuk merawat borok-borok. H2-blockers, termasuk ranitidine (Zantac), famotidine (Pepcid), cimetidine (Tagamet), dan nizatidine (Axid). PPIs termasuk omeprazole (Prilosec), lansoprazole (Prevacid), rabeprazole (Aciphex), pantoprazole (Protonix), dan esomeprazole (Nexium).
Antacids, H2-blockers dan PPIs, bagaimanapun, tidak membasmi H. pylori
dari perut, dan borok-borok (ulcers) seringkali segera kembali setelah
obat-obat ini dihentikan. Karenanya, antacids, H2-blockers atau PPIs
harus diminum setip hari untuk bertahun-tahun untuk mencegah kekambuhan
dari borok-borok dan komplikasi-komplikasi dari borok-borok seperti
perdarahan, perforasi/pelubangan, dan gangguan perut. Pembasmian dari H.
pylori mencegah kembalinya borok-borok dan komplikasi-komplikasi borok
bahkan setelah obat-obat dihentikan. Pembasmian dari H. pylori juga
adalah penting dalam merawat kondisi yang jarang yang dikenal sebagai
MALT lymphoma dari perut. Perawatan dari H. pylori untuk mencegah kanker
perut adalah kontroversial dan didiskusikan kemudian.
Merawat H. pylori
H. pylori adalah sulit untuk dibasmi dari perut karena ia mampu
mengembangkan perlawanan terhadap antibiotik-antibiotik yang biasa
digunakan. Oleh karenanya, dua atau tiga antibiotik-antibiotik biasanya
diberikan bersama dengan suatu campuran yang mengandung PPI dan/atau
bismuth untuk membasmi bakteri. Bismuth dan PPIs mempunyai efek-efek
anti H. pylori. Contoh-contoh dari kombinasi-kombinasi obat-obat yang
efektif adalah:
- Suatu PPI, amoxicillin (Amoxil) dan clarithromycin (Biaxin)
- Suatu PPI, metronidazole (Flagyl), tetracycline dan bismuth subsalicylate
Kombinasi-kombinasi dari obat-obat ini dapat diharapkan menyembuhkan
70%-90% dari infeksi-infeksi. Bagaimanapun, studi-studi telah
menunjukkan bahwa perlawanan dari H. pylori (kegagalan dari
antibiotik-antibiotik untuk membasmi bakteri-bakteri) pada
clarithromycin adalah umum diantara pasien-pasien yang mempunyai paparan
sebelumnya pada clarithromycin atau antibiotik-antibiotik macrolide
lainnya yang secara kimia serupa (seperti erythromycin). Dengan cara
yang ama, perlawanan H. pylori pada metronidazole adalah umum diantara
pasien-pasien yang mempunyai paparan sebelumnya pada metronidazole. Pada
pasien-pasien ini, dokter-dokter harus mencari konbinasi-kombinasi lain
dari antibiotik-antibiotik untuk merawat H. pylori. Perlawanan
(resistensi) terhadap antibiotik adalah penyebab yang lain mengapa
antibiotik-antibiotik harus digunakan secara hati-hati dan bijaksana
untuk sebab-sebab yang benar, dan penggunaan antibiotik-antibiotik yang
sembarangan untuk sebab-sebab yang tidak pantas harus tidak dilakukan.
Beberapa dokter mungkin ingin memastikan pembasmian dari H. pylori
setelah perawatan dengan suatu tes napas urea atau suatu tes feces,
terutama jika telah ada komplikasi-komplikasi serius dari infeksi
seperti perforasi/pelubangan atau perdarahan didalam lambung atau
duodenum. Biops-biopsi endoskopi untuk memastikan pembasmian bakteri
adalah tidak perlu, dan tes-tes darah adalah tidak baik untuk memastikan
pembasmian karena akan memakan waktu berbulan-bulan untuk
antibodi-antibodi dari H. pylori untuk berkurang. Tes-tes terbaik untuk
memastikan pembasmian adalah tes-tes napas dan feces yang telah dibahas
sebelumnya. Pasien-pasien yang telah gagal untuk membasmi H. pylori
dengan perawatan dirawat kembali, seringkali dengan suatu kombinasi
berbeda dari obat-obatan.
Siapa Yang Harus Menerima Perawatan ?
Ada suatu konsensus umum diantara dokter-dokter bahwa pasien-pasien
harus dirawat jika mereka terinfeksi dengan H. pylori dan mempunyai
borok-borok (ulcers). Tujuan dari perawatan adalah untuk membasmi
bakteri, menyembuhkan borok-borok, dan mencegah kembalinya borok-borok.
Pasien-pasien dengan MALT lymphoma dari perut juga harus dirawat. MALT
lymphoma adalah jarang, namun tumor seringkali mundur dengan cepat atas
pembasmian yang sukses dari H. pylori.
Pada saat ini tidak ada rekomendasi yang formal untuk merawat
pasien-pasien yang terinfeksi H. pylori tanpa penyakit borok atau MALT
lymphoma. Karena kombinasi-kombinasi antibiotik dapat mempunyai
efek-efek sampingan dan kanker-kanker perut adalah jarang di Amerika,
dirasakan bahwa risiko-risiko perawatan untuk membasmi H. pylori pada
pasien-pasien tanpa gejala-gejala atau borok-borok mungkin tidak
membenarkan manfaat-manfaat yang tidak terbukti dari perawatan untuk
tujuan pencegahan kanker perut. Pada sisi lain, infeksi H pylori
diketahui menyebabkan atrophic gastritis (peradangan kronis dari
perut yang menjurus pada berhentinya pertumbuhan lapisan dalam perut).
Beberapa dokter-dokter percaya bahwa atrophic gastritis dapat menjurus
pada perubahan-perubahan sel (intestinal metaplasia) yang dapat
menjadi pelopor dari kanker perut. Studi-studi telah menunjukkan bahwa
pembasmian H.pylori dapat membalikkan atrophic gastritis. Jadi, beberapa
dokter-dokter merekomendasikan perawatan dari pasien-pasien yang bebas
borok dan gejala yang terinfeksi H. pylori.
Banyak dokter-dokter percaya bahwa dyspepsia mungkin
berhubungan dengan infeksi H. pylori. Meskipun masih belum jelas apakah
H. pylori menyebabkan dyspepsia, banyak dokter-dokter akan memeriksa pasien-pasien dengan infeksi H. pylori dan merawat mereka jika infeksi hadir.
Ilmuwan-ilmuwan yang sedang mempelajari genetik-genetik dari H.
pylori telah menemukan tipe-tipe (strain) berbeda dari bakteri-bakteri.
Beberapa tipe-tipe dari H. pylori tampaknya lebih mudah menyebabkan
borok-borok dan kanker perut. Penelitian lebih lanjut pada area ini
mungkin membantu dokter-dokter untuk memilih secara cerdas pasien-pasien
yang memerlukan perawatan. Vaksinasi terhadap H. pylori tampaknya tidak
tersedia dalam waktu yang dekat.
Sumber : http://www.totalkesehatananda.com/hpylori1.html